Warga Pagaralam Antusias Sambut Ridwan Mukti
Monday, November 26, 2012
MUSI RAWAS - Masyarakat Pagaralam, Sumatera Selatan,
menyambut antusias kehadiran Ridwan Mukti di daerah mereka. Di sini, bupati
Musi Rawas itu mengingatkan berdasarkan kunjungan langsungnya ke berbagai desa,
masih banyak daerah terisolir dan miskin di Sumsel sehingga dirinya terpanggil
untuk membenahi.
Kunjungan ke Pagaralam, Sabtu (24/11), antara lain mengikuti
Seminar Pendidikan yang adakan KAHMI dan HMI Pagaralam, bersilaturahmi dengan
masyarakat Desa Nendagung, Pagaralam Selatan; dan meninjau pembangunan Masjid
Al-Anshor, Desa Talang Pauk, Kecamatan Pagaralam Selatan.
Di Desa Nendagung, Ridwan Mukti melakukan kunjungan ke
Masjid Bustanul Ulum, melakukan silaturahmi dengan ratusan warga yang menyambut
kehadirannya dengan antusias. Walaupun hujan, tak menyurutkan niat masyarakat
untuk bertemu Ridwan Mukti.
“Saya telah mengunjungi desa-desa terpencil di Sumsel, dan
menemukan masih banyak daerah-daerah di Sumsel ini yang terisolir dan miskin.
Pengalaman di Musi Rawas yang sudah mampu mengentaskan desa tertinggal sangat
baik untuk diterapkan di Sumsel,” kata Ridwan Mukti.
Menurut Ridwan, kunjungannya ke Pagaralam ini tidak lain
untuk bersilaturahmi dan berkenalan dengan masyarakat tidak hanya melalui orang
lain atau media lainnya. “Saya ingin bisa bertemu langsung,” sambungnya.
Sementara itu saat menjadi pembicara pada Seminar Pendidikan
yang digelar KAHMI dan HMI Pagaralam, Ridwan Mukti mengatakan, pendidikan
adalah kunci utama pembangunan bangsa, dan guru adalah simbol untuk menciptakan
karakter anak didik.
“Biarlah mati miskin asalkan anak kita bisa bersekolah, dan
saya sendiri telah menegaskan jangan sampai ada anak-anak kita yang putus
sekolah karena kemiskinan,” tegasnya.
Dikatakan, pemimpin tidak bisa lahir instan, tapi ditempa dalam
pelatihan semasa muda. Dia juga mengingatkan, prinsip individualistis tidak
cocok dikembangkan di Indonesia .
“Kita berbasis komunal, maka nenek moyang kita mengembangkan sikap
gotong-royong, bukan seperti Eropa yang individualistis,” kata Ridwan Mukti.
Masih terkait pendidikan, fungsionaris DPP Partai Golkar ini
mengaku prihatin dengan pergeseran paragidgma guru dari pedagogik ke
andragogik. “Guru tidak lagi dihargai oleh anak didiknya. Ini benar-benar
memprihatinkan,” begitu Ridwan Mukti sambil menyarankan perlunya pembangunan
karakter anak didik untuk mengubah hal ini. (rel)