Iklan Tengah Artikel 1

Iklan Bawah Artikel

Warga Pagaralam Antusias Sambut Ridwan Mukti


MUSI RAWAS - Masyarakat Pagaralam, Sumatera Selatan, menyambut antusias kehadiran Ridwan Mukti di daerah mereka. Di sini, bupati Musi Rawas itu mengingatkan berdasarkan kunjungan langsungnya ke berbagai desa, masih banyak daerah terisolir dan miskin di Sumsel sehingga dirinya terpanggil untuk membenahi.
Kunjungan ke Pagaralam, Sabtu (24/11), antara lain mengikuti Seminar Pendidikan yang adakan KAHMI dan HMI Pagaralam, bersilaturahmi dengan masyarakat Desa Nendagung, Pagaralam Selatan; dan meninjau pembangunan Masjid Al-Anshor, Desa Talang Pauk, Kecamatan Pagaralam Selatan.
Di Desa Nendagung, Ridwan Mukti melakukan kunjungan ke Masjid Bustanul Ulum, melakukan silaturahmi dengan ratusan warga yang menyambut kehadirannya dengan antusias. Walaupun hujan, tak menyurutkan niat masyarakat untuk bertemu Ridwan Mukti.
“Saya telah mengunjungi desa-desa terpencil di Sumsel, dan menemukan masih banyak daerah-daerah di Sumsel ini yang terisolir dan miskin. Pengalaman di Musi Rawas yang sudah mampu mengentaskan desa tertinggal sangat baik untuk diterapkan di Sumsel,” kata Ridwan Mukti.
Menurut Ridwan, kunjungannya ke Pagaralam ini tidak lain untuk bersilaturahmi dan berkenalan dengan masyarakat tidak hanya melalui orang lain atau media lainnya. “Saya ingin bisa bertemu langsung,” sambungnya.
Sementara itu saat menjadi pembicara pada Seminar Pendidikan yang digelar KAHMI dan HMI Pagaralam, Ridwan Mukti mengatakan, pendidikan adalah kunci utama pembangunan bangsa, dan guru adalah simbol untuk menciptakan karakter anak didik.
“Biarlah mati miskin asalkan anak kita bisa bersekolah, dan saya sendiri telah menegaskan jangan sampai ada anak-anak kita yang putus sekolah karena kemiskinan,” tegasnya.
Dikatakan, pemimpin tidak bisa lahir instan, tapi ditempa dalam pelatihan semasa muda. Dia juga mengingatkan, prinsip individualistis tidak cocok dikembangkan di Indonesia. “Kita berbasis komunal, maka nenek moyang kita mengembangkan sikap gotong-royong, bukan seperti Eropa yang individualistis,” kata Ridwan Mukti.
Masih terkait pendidikan, fungsionaris DPP Partai Golkar ini mengaku prihatin dengan pergeseran paragidgma guru dari pedagogik ke andragogik. “Guru tidak lagi dihargai oleh anak didiknya. Ini benar-benar memprihatinkan,” begitu Ridwan Mukti sambil menyarankan perlunya pembangunan karakter anak didik untuk mengubah hal ini. (rel)

Iklan Atas Artikel

Iklan Tengah Artikel 2

Iklan Bawah Artikel