Iklan Tengah Artikel 1

Iklan Bawah Artikel

Menyusuri Jejak Keganasan Gajah Liar (Bagian 1)

"Teror Gajah Hantui Warga Desa Sidodadi Buay Pemaca"

ady tjahyadi
Ketenangan warga Desa Sidodadi Kecamatan Buay Pemaca Kabupaten Ogan Komering Ulu Selatan (OKUS) kembali terusik dengan kehadiraan empat ekor gajah betina di desa mereka, pasalnya empat gajah yang sudah berada sejak Kamis (1/12) lalu sudah merusak perkebuanan warga di Talang Baru Dusun II Desa Sidodadi, empat gajah lapar ini juga merusak empat rumah warga. BeritaPagi pun mencoba menyusuri jejak amukan gajah liar di Desa Sidodadi
Sore sekitar Jumat (9/12) sekitar pukul 15.00 dibawa rintik hujan yang menguyur Kota Muaradua BeritaPagi ditemani Kepala Dusun I Desa Sidodadi butuh waktu sekitar tiga jam perjalan untuk menuju lokasi menyusuri jejak hewan raksasa ini, bahkan laju motor pun seperti engan untuk melaju kencang terutama ketika melintasi tebing bukit kerinci di Desa Sipin
Satu persatu desa pun dilewati, tiba di Padang Tais Desa Sipin laju motor kami hentikan sejenak kenangan lima tahun lalu pun terlintas dibenak Kadus I Mansur ketika menujukan sebuah masjid ditengah desa yang menjadi saksi bisu dari keganasan belasan gajah liar yang menyerang Padang Tais pasalnya semua rumah warga di lokasi ini hancur dan nyaris rata dengan tanah hanya masjid talang tais yang luput dari amukan gajah
“Kejadiannya tahun 2005, tidak ada satupun rumah warga yang untuh, bahkan semua peralatan rumah tangga ikut dirusak, hasil pertanian dan perkebunan warga yang disimpan juga habis dilahap, suasana mencekam ini membuat warga berkumpul di dalam masjid,” ujar Mansur seraya mengatakan gajah yang memporak porandakan Padang Tais sekitar 14 ekor bahkan anggota TNI yang pernah diturunkan mengusir kawanan gajah ini
pun harus mundur
Usai menceritakan kenangannya perjalanan menuju Desa Sidodadi kami lanjutkan, tiga kilometer dari Talang tais laju motor kembali berhenti tepatnya di rumah orang tua kadus I Mansur atau lebih dikenal dengan sebutan Talang Pak Ong, sebuah talang yang hanya dihuni sekitar 10 kepala keluarga (KK), kopi panas dan pisang goreng yang dihidangkan
menjadi obat pengusir lelah karena jarak tempuh masih terasa jauh
“Waktu gajah merusak pemukiman warga di Padang Tais, saya sangat khawatir karena disini rumah kakek Mat Yasir  atau Pak Ong dan orang tua saya, karena jaraknya tidak begitu jauh,” ucapnya
Setelah melepas lelah di rumah orang tuanya ketangkasan bapak dua putra ini dalam mengendari motor miliknya kembali teruji dengan licinnya jalan tanah sepanjang lima kilometer menuju Desa Sidodadi, tiba di desa dengan jumlah penduduk sekitar 2000 jiwa dan memilik lima dusun dengan jarak antar dusun sekitar tiga kilometer ini, BeritaPagi
pun langsung menuju rumah Sarki kepala Desa Sidodadi, sekedar berpamitan dan menjelaskan tujuan kami pun beristirahat di rumah Mansur
Meski tidak begitu terlihat raut wajah ketakutan di desa yang belum memiliki jaringan listrik ini namun suasana desa yang tenang terasa tegang, ditandai lolongan anjing yang saling bersautan membuat malam di Desa Sidodadi kian terusik, terlihat beberapa pemuda desa duduk di depan rumah sekedar berjaga-jaga jika hewan berbelalai panjang itu masuk ke pemukiman mereka
Dinginnya udara pagi Desa Sidodadi membuat tubuh malas untuk beranjak mandi namun keindahan puncak bukit gunung raya yang merupakan kawasan hutan lindung serta lokasi tempat bermukimnya satwa liar di Kabupaten OKUS seolah menjadi magnet untuk bergegas mandi, tepat sekitar pukul 07.00 tiba-tiba Fadil warga yang tinggal di Dusun II datang ke rumah, dirinya mengaku baru saja melihat kawanan gajah liar di sekitar talang
tebing cadas saat mengantar anaknya menuju sekolah
“Pagi inilah, gajah itu melintas menuju daerah pekuburan di dekat Talang Mat Nur, baunya saja masih tercium,” ungkapnya
Wajah takut terlihat di wajah Fadil, karena tiga bulan yang lalu dirinya pernah mengalami hal serupa bahkan nyaris tewas diinjak gajah, habis lebaran idul fitri lalu kata Fadil membuka cerita dirinya yang bekerja sebagai tukang ojek ini penah bertemu gajah di sekitar Talang Cadas, ketika sekawanan gajah melintasi jalan desa
“Jarak motor saya sekitar 10 meter, tapi bunyi motor yang saya kendarai membuat satu gajah  menoleh, hanya dua kali bergerak gajah itu sudah di depan motor saya, kami bertiga langsung kabur turun ke jurang sedang motor saya tinggalkan,” ungkapnya seraya mengatakan mereka berjalan menyusuri hingga sampai di desanya dan butuh tiga hari dirinya baru berani mengambil motor itu pun dibantu warga desa
Tak berapa lama Kades Sidodadi pun datang, dirinya baru mendapat informasi jika kebun jagung dan sawah miliknya porak poranda dibuat kawanan gajah, bergegas kami pun langsung menuju talang tebing cadas, kondisi jalan yang licin memaksa kami menitipkan motor di salah satu rumah warga di talang tebing cadas
Bersama Kedes Sukri, Sekdes Mat Nur, Kadus I Mansur, Kadus II Anton Witono, Ketua BPD Jauhari dan Brahim warga dusun II, penyurusan jejak kaki gajah dimulai kondisi geografis desa yang banyak tebing dan jurang menjadi tantangan tersendiri, langkah pertama menyusuran dimulai dengan melintasi perkebunan kopi hingga menuju kebun jagung milik almarum walidi yang ditemukan meningga dikebun berapa waktu lalu
Di kebun ini kami terpana melihat kondisi kebun jagung yang tinggal menunggu panen ini rusak berat, hampir setengah tanaman roboh dan diinjak kawanan gajah, tak hanya itu pohon pisang, pohon papaya, dan pohon karet yang masih kecil pun tak luput dari injakan hewan dengan bekas jejak sebesar empat kaki orang dewasa ini
“Kemarin ketika kami bersama camat meninjau kebun ini belum dirusak sepertinya gajah masuk ke sini malam tadi, karena jejaknya masih ada,” ungkap Kades seolah tak sabar melihat kondisi kebunnya yang tidak jauh dari kebun Walidi

Iklan Atas Artikel

Iklan Tengah Artikel 2

Iklan Bawah Artikel