Wartawan OKUS Gelar Aksi Damai
Friday, November 23, 2012
OKU SELATAN - Tindakan
pemukulan terhadap fotografer Sumater Ekspres Kris Samiaji dan wartawan Berita
Pagi yang dilakukan oknum TNI AU, saat terjadinya penggusuran lahan milik warga
di RT 27, Kecamatan Sukarami, Rabu (21/11) berbuntut kecaman dari seluruh
wartawan se Sumatera Selatan
Termasuk yang dilakukan wartawan di Kabupaten OKU Selatan,
yang menggelar aksi solideritas dan mengecam tindakan kekerasan yang dilakukan
terhadap para wartawan, dengan menggelar spanduk dan kertas yang bertuliskan
mengecam keras serta meminta kasus kekeraan terhadap wartawan yang terus saja
berlangsung itu diusut tuntas.
Aksi damai yang difokuskan di depan terminal muaradua, kemarin
(22/11), dimulai sekitar pukul 09.30 WIB dan diikuti seluruh pewarta di Bumi
Serasan Seandan ini juga mendapat pengawalan aparat kepolisian termasuk
Kapolsek Muaradua AKP Supriyadi yang juga hadir dilokasi aksi
“Kami mengecam segala bentuk kekerasan. apalagi ini
kekerasan dilakukan terhadap jurnalis yang sedang menjalankan tugas peliputan.
Jurnalis bekerja berdasar kode etik dan dilindungi Undang-Undang. Jadi tidak
bisa diperlakukan brutal seperti itu,” tegas Didi Indawan wartawan Sumater
Ekspres.
Dikatakannya dengan dalih apapun terang, pemukulan tersebut
tidak dibenarkan dan jelas-jelas bentuk arogansi serta merupakan tindakan
pidana dan pelanggaran hukum atas UU Nomor 40 Tahun 1999 tentang Pers. Lebih
lagi, pemukulan tersebut dilakukan pada saat jurnalis sedang melakukan tugas
jurnalistiknya.
“Artinya TNI AU telah menghalang-halangi niat wartawan untuk
mendapatkan infromasi, ini jelas bertentangan dengan kebebasan pers,”ujarnya.
Selain itu aksi damai ini juga ditandai dengan
menandatangi spanduk putih sepanjang 3 meter yang berisi penolakan terhadap
tindak kekerasan terhadap wartawan. Bahkan warga yang melintas di depan
terminal pun turut mendukung kebebasan pers dan mengutuk sikap TNI AU yang
melarang wartawan untuk mendapatkan infromasi dengan cara kekerasan itu.