Iklan Tengah Artikel 1

Iklan Bawah Artikel

Tak Kunjung Diperbaiki


“Jembatan Gantung Desa Tanjung Menang Dibiarkan Miring”
Meski masyarakat sudah mengeluh sejak lama dan sudah beberapa kali pula media mempublikasikan kondisi jembatan gantung di Desa Tanjung Menang kecamatan Buay Pemaca, tak juga kunjung menjadi perhatian pemerintah. Terbukti sejak mengalami kerusakan 2010 lalu, hingga kini jembatan yang menjadi akses masyarakat itu tak kondisinya benar-benar nyaris ambruk dan tak kunjung diperbaiki. Pantauan koran ini kemarin di lapangan, jembatan yang tinggal menunggu ambruk tersebut semakin membahayakan. Tak hanya bagi penggunanya, jembatan yang memotong sungai telemo itu juga membahayakan masyarakat yang memanfaatkan sungai untuk mandi dan mencuci dibawahnya. “Bukan tak mungkin bila jembatan itu tetap dibiarkan akan ambruk menimpa ataupun kawat selingnya bisa putus mengenai orang yang biasa memanfaatkan sungai di bagian bawahnya,”kata Sekretaris desa Erwadi yang sangat khawatir akan kondisi jembatan. Dikatakannya untuk menahan agar jembatan tak ambruk dan tetap bisa dilalui, masyarakat sudah bergotong royong mengikat tiang jembatan menggunakan kawat seling yang diikatkan di batang pohon kapuk (randu). “Itu dilakukan agar jembatan bisa bertahan sampai pemerintah memperbaikinya,”ujarnya. Selain mengikat tiang jembatan ke batang pohon randu, warga juga sudah membuat tangga dari bambu yang diletakkan di bagian tiang yang sudah miring. “Hal itu pula dilakukan agar jembatan yang kawat selingnya sudah putus tetap bisa dilalui bila arus air telemo naik,”katanya. Ditanya apakah ada kabar jika jembatan itu bakal diperbaiki dan dibangun tahun ini, Erwadi mengaku tak ada infoRmasi soal akan diperbaiki tahun ini. “Kita tak mendengar kabar jika jembatan itu akan diperbaiki tahun ini, belum ada mengenai itu,”katanya ditemui wartawan kemarin. Sementara Lini warga setempat mengaku takut mencuci disekitar jembatan, soalnya khawatir saja bila tiba-tiba jembatan ambruk dan menimpa. “Takut kalu jembatan itu ambruk saat kita lagi mencuci, karena kita tak bisa  memperediksi kapan ambruk,”katanya. Dikatakannya, bagi warga termasuk anak-anak sekolah dari seberang desa maupun sebaliknya, yang takut menyusuri jembatan kini terpaksa menyeberangi sungai. Itu pun bila kondisi air  lagi surut (kecil) seperti sekarang, karena arusnya tidak deras.”kalau air deras mau tidak mau menantang maut. Sementara memang ada jalan alternatif, yakni lewat rugoh hanya saja jaraknya lumayan jauh yakni berkisar 3 km dibandingkan lewat jembatan,” pungkasnya. 

Iklan Atas Artikel

Iklan Tengah Artikel 2

Iklan Bawah Artikel