Iklan Tengah Artikel 1

Iklan Bawah Artikel

Gigihnya Perjuangan Pria Tunanetra Ini, Ia Rela Tempuh Puluhan Kilo Demi Keluarga, Begini Kisahnya!!

SEMBILANNEWS, Palembang - Hidup dengan keterbatasan pengelihatan memang tidak mudah dan butuh banyak proses dalam menyesuaikan diri.

Namun hal tersebut seakan tak berlaku bagi pria yang satu ini, Rabu (31/7/19).

Meski mengalami kebutaan sejak masih kecil,  namun ia tetap tegar menjalani hidup layaknya orang normal pada umumnya. 

Pria yang dikenal dengan nama Yahya (40) tersebut setiap hariannya berkeliling dengan berjalan kaki. 

Bukan tanpa alasan, penyandang tunanetra itu ternyata pedagang kerupuk keliling yang biasa menjajakan dagangannya di Jalan Opi Raya Kelurahan 15 Ulu, Kecamatan Seberang Ulu I. 

Saat terpantau sembilannews, Yahya dengan baju berwarna merah muda corak hitam lengkap beserta topi di atas kepalanya tersebut sedang berjalan sambil memegang bungkusan plastik besar yang dipenuhi kerupuk. 

Ia juga membawa bambu berukuran 1 meter sebagai alat untuk menggantungkan kerupuk dagangannya. 

Karena kondisi kebutaan yang ia derita,  Yahya terpaksa harus menggunakan alat bantu berupa tongkat stainless agar bisa berjalan dengan baik. 

Tongkat tersebut ia gunakan sebagai penunjuk arah langkah kakinya, agar bisa terhindar dari lubang jalan dan bahaya ancaman dari kendaraan yang berlalu lalang. 


Setiap pagi ia memulai jualan di kawasan PS Mall dan sore harinya ia mengadu peruntungan di Komplek Opi Jakabaring. 

Dalam sehari Yahya biasa membawa 10 kg kerupuk, tetapi biasa hanya terjual separuh saja.

"kalau untuk menghabiskan dagangan itu sulit, paling hanya 5 kg saja yang terjual", katanya. 

Yahya pun mengatakan kalau ia tinggal sendiri disekitaran Jakabaring, dengan cara mengontrak.

Meski hidup sendiri dirinya masih bisa menyisihkan sedikit uang untuk mengirim keluarganya di Kota Lampung. 

"istri dan anak saya tinggal di Lampung disini saya hanya sendiri", singkatnya. 

Untuk perkilo kerupuk sendiri ia mematok harga 48 ribu, jumlah yang tak sebanding dengan jerih payahnya. 

Sambil tersenyum ia lalu menceritakan pengalaman pahitnya saat berjualan. 

"pernah ada pembeli yang mencurangi saya,  waktu itu dia beli kerupuk 1 kg dengan uang 10 ribu, tapi dia bilang kalau uangnya 50 ribu, rasanya sedih tapi saya selalu berusaha untuk ikhlas", ucapnya dengan tegar. 

Ia juga mengatakan meski kondisinya tak normal, tapi tanggung jawab sebagai kepala keluarga tetap diemban. 

"keterbatasan ini bukan sebuah alasan untuk menjadi lemah", tutup Yahya. 

Editor : sembilannews
Wartawan : Ejak

Iklan Atas Artikel

Iklan Tengah Artikel 2

Iklan Bawah Artikel