Berusia 124 Tahun Bangunan Masjid Ini Masih Kokoh, Ternyata Bahan Dasar Ini Yang Dipakai Untuk Tiang Masjid
Monday, July 1, 2019
SEMBILANNEWS, Palembang - Pada dasarnya bangunan masjid didirikan dari lapisan beton yang kokoh, akan tetapi berbeda dengan masjid yang satu ini, Senin (24/06/2019).
Masjid Al - Mahmudiyah yang terletak di Jalan Ki Gede Ing Suro tersebut memiliki pondasi bangunan yang sedikit berbeda.
Dengan usia yang telah menginjak satu abad lebih, masjid tersebut sama sekali belum banyak mengalami perubahan, terutama di bagian pondasi tiang bangunan. Dari pantauan dilapangan, terdapat 15 tiang pondasi bangunan yang letaknya berada di dalam ruangan masjid. Tiang pondasi yang berwarna putih tersebut berbentuk lingkaran yang cukup besar.
Tampak tidak ada sedikit pun keretakan ditiang tersebut meski usianya kini telah genap 124 tahun.
Yang sangat mengejutkan ternyata tiang pondasi masjid tersebut terbuat dari bahan kayu asli berjenis Unglen dan bukan dari lapisan beton. Kayu - kayu penopang bangunan masjid terlihat sangat kokoh tanpa ada keretakan.
Pengurus Masjid Amancik (70) menjelaskan kalau kayu tersebut berjenis kayu Unglen kualitas kelas 1, sehingga kekokohannya terjamin meski sudah ratusan tahun.
"Kayu Unglen itu kualitas kelas 1, konon dulunya kayu tersebut adalah kayu biasa dan ketika sedang proses tahap pemasangan pondasi tiang, dengan sengaja pendiri masjid kala itu Ki Haji Abdurahman Delamat menyentuh kayu itu sehingga terjadilah hal yang mengejutkan karena kayu yang semula biasa menjadi luar biasa", jelasnya.
Ia juga menceritakan kalau cerita tersebut didapat dari turun temurun. Latif pengurus kebersihan masjid juga membenarkan kalau tiang pondasi masjid yang biasa disebut sebagai masjid Suro tersebut memang benar berasal dari bahan kayu.
"Pondasinya dari bahan kayu, bentuk kayunya besar dibagian bawah dan sedikit runcing di atasnya", katanya.
Selama bertahun - tahun pondasi kayu tersebut masih dapat diandalkan untuk menopang bangunan masjid.
"Kayu disini masih kuat, dari 15 pondasi tiang kayu ada dua buah kayu yang sudah diganti menjadi lapisan beton, sedangkan 13 pondasi yang lainnya masih tetap terjaga keasliannya", jelasnya.
Selain itu fakta menarik lain juga bisa ditemui ketika memasuki bagian belakang tempat mengambil air wudhu.
Terdapat dua tempat mengambil wudhu, selain bisa dengan cara biasa yaitu dengan air keran, bisa juga langsung memasuki sebuah kolam yang cukup besar untuk mengambil wudhu.
Didalam kolam tersebut terdapat beberapa anak tangga kecil menurun kebawah.
Didalam kolam wudhu, setiap orang dapat turun langsung menelusuri anak tangga untuk kemudian mengambil wudhu. Air didalam kolam juga berwarna cukup jernih dengan dihiasi berbagai ikan hias. Ikan - ikan penghuni kolam wudhu tersebut sangat mudah dilihat karena warna air yang jernih.
"Ambil wudhu dikeran air bisa dan dikolam ikan juga bisa", ungkap Latif.