Iklan Tengah Artikel 1

Iklan Bawah Artikel

Ulat Bulu Mulai Rambah Banyuasin

Setelah menyerang beberapa kota di Pulau Jawa dan Bali kini serangan hama ulat bulu mulai merambah ke Kabupaten Banyuasin tepatnya di Kelurahan Kayuare Kuning Kecamatan Banyuasin III, meski tidak sebanyak di jawa ulat bulu di Kabupaten Banyuasin ini hidup pada pohon karet milik warga, akibatnya warga yang terkena ulat bulu saat memantang (menyadap. Red) menderita gatal-gatal

Menurut Nanang (20) warga Kelurahan Mulya Agung Rt04 Rw01 No23 Kecamatan Banyuasin III Kabupaten Banyuasin, serangan ulat bulu ini sudah terjadi sejak dua minggu yang lalu, namun tidak mereka laporkan karena merasa ulat bulu yang berada di pohon karet mereka tidak merusak batang karet
“Memang sudah dua minggu, kita diam karena mereka hanya memakan daun melinjo yang berada tidak jauh dari pohon karet, tapi yang buat kesal jika terkena di tubuh kulit terasa gatal,” ungkap Nanang ditemui Senin (18/4)
Dikatakannya populasi ulat bulu yang berada di pohon karet miliknya timbul karena musim hujan dan diduga berasal dari pohon melinjo yang berada sekitar kebun miliknya, bahkan dari satu hektar luas kebunnya sekitar 200 batang karet menjadi tempat bersarang ulat bulu
“Kemarin satu batang ulat bulu bisa mencapai 50 ekor, apalagi saat hujan banyak sekali yang bergelantungan hingga jatuh ke baju. Ulat berwarna hitam, kecil berbulu panjang, mobilitas geraknya lebih rendah,” ungkapnya
Senada diungkapkan  Sodikin (45), jika kemunculnya ribuan ulat di tanaman karet telah terjadi selama lebih seminggu terakhir. Selain dikebunnya ulat bulu juga ditemui di lokasi kebun karet milik petani lainnya. Tapi, lebih banyak ditemui di kebun karet, yang juga ditanam melinjo
“Jika tidak salah, di kebun karet Mulya Agung, Kayuare kuning dan sekitarnya juga banyak ulat bulu. Ulatnya, cendrung berkelompok, tidak menyebar merata, hanya dibanyak ditemui di kebun karet yang ada melinjonya”ungkap Sodikun seraya mengungkapkan jika kehadiran ulat bulu tidak menyerang rumah warga.
Diungkapkan dia, jika ulat yang menyerang tanaman karet berwarna hitam kecoklatan, berukuran lebih kecil dan berbulu panjang. “Pastinnya jika terkena kulit akan terasa gatal-gatal. Bahkan, gatalnya bisa berhari-hari. Memang tidak bengkak, tapi sangat gatal,”ujar Sodikun yang mengaku sudah dua kali tersentuh ulat bulu di kebun karetnya.
Namun, diakui Sodikun, jika serangan ulat bulu yang terjadi di beberapa lokasi perkebunan karetnya, belum dilaporkan pada Dinas Pertanian dan Peternakan (Distannak) kabupaten Banyuasin.
“Ulatnya dibiar saja. Kami juga belum lapor. Ulat tidak banyak merugikan petani, makan daun karet dan melinjo. Tapi, rasa gatal yang berlebihan akan terasa jika bersentuhan dengan tubuh,”tukas Sodikun.
Terpisah, Kepala Distannak Madian di dampingi kepala bidang pengendalian tanaman Distannak, Sujana, mengungkapkan jika belum melihat fisik ulatnya langsung, belum bisa dipastikan merupakan jenis hama atau bukan bagi tanaman karet.
“Karena belum dapet laporan, saya prediksikan itu menjadi hama tanaman melinjo. Karena untuk tanaman perkebunan dengan stuktur yang lebih kerat akan sulit ulat bulu berkembang. Hanya, sejenis ulat yang parasit pada tanaman melinjo tapi habitatnya ditanaman karet,”ujar Sujana saat dihubungi

Iklan Atas Artikel

Iklan Tengah Artikel 2

Iklan Bawah Artikel