Distamben OKUS Wacanakan Pengolahan Biogas
Saturday, July 13, 2013
Dinas Pertambangan dan Energi (Distemben) Kabupaten OKU
Selatan mulai melirik pengembangan energi alternative dengan cara mengajak
warga masyarakat memanfaatkan potensi kotoran hewan sapi dan mengolahnya
menjadi engergi biogas yang lebih bermanfaat.
Sebagai langkah awal pihak Distemben sendiri telah
menetapkan Desa Tenang Kecamatan Kisam Tinggi sebagai pilot projek pengolahan
berbahan baku kotoran sapi dan sejenisnya tersebut. Ini seperti diungkapkan
Kepala Distamben OKU Selatan Marwan Sastradinata dibincangi wartawan kemarin
(12/7).
“Tahun ini OKUS Selatan mendapat bantuan dari kementrian
berupa pengembangan sekaligus pengolahan bio gas. namanya pembangunan unit
biogas tipe kubah tetap untuk percontohan bagi warga masyarakat. Diperkirakan
dalam waktu akhir bulan ini pembangunannya sudah mulai direaliasi,” terang
Marwan yang enggan menyebut rinci besarnya pagu anggaran pembangunan proyek
yang disupport dar dana alokasi khusus (DAK) pemerintah pusat tahun 2013.
Dijelaskannya target dalam pembangunan proyek percontohan
tersebut nantinya keberhasilan mengolah kotoran sapi menjadi biogas yang bisa
dimanfaatkan untuk penerangan lampu petroma atau bisa juga sebagai pengganti
bahan bakar sepeda motor agar tak selalu bergantung dengan BBM jenis premium yang
semakin lama semakin mahal.
Nah, dalam praktiknya nanti pihak Distamben akan
memprioritaskan warga masyarakat atau rumah tangga yang memiliki hewan ternak
sapi. Nantinya mereka (warga) yang memelihara ternak sapi tak lagi membiarkan
hewan piaraannya berkeliaran atau ditambatkan secara bebas. Sebab dalam
pengolahan biogas mengharuskan kotoran sapi tersebut selalu ditampung untuk
kepentingan pruduksi menjadi biogas.
Pengembangan bio gas, lanjut Marwan sebenanrnya
tak membutuhkan teknologi berupa mesin pengolah. Sebaliknya dalam proses
pengolahan nanti cukup sederhana atau secara tradisional saja, yakni cukup
menyediakan bak penampungan. Fungsinya untuk menampung kotoran sapi dari
kandang. Selanjutnya dari penampungan akan mengalami proses secara alami yang
bisa menghasilkan uap menjadi biogas. “Meski tampak sederhana tapi kita tetap
butuh tenaga teknisis yang membidangi untuk pengerjaan pusat-pusat pengolahan
biogas tersebut,” tandasnya.