Iklan Tengah Artikel 1

Iklan Bawah Artikel

Harga Bensin Eceran Mencapai Rp8.000/Liter

Sejak beberapa minggu belakangan ini, harga jual Bahan Bakar Minyak (BBM) ditingkat penggecer dalam kecamatan Muaradua Kabupaten OKU Selatan dan sekitarnya secara perlahan terus mengalami kenaikan. Dimana dari pantauan dilapangan harga jual BBM jenis bensin mulai menyentuh Rp 8 ribu. Yudi salah satu pengecer bensin di jalan Kampung Tanding menyebutkan tingginya harga jual BBM jenis bensin tersebut memang disebabkan oleh terbatasnya stok bensin yang ada saat ini. hal itu sendiri dikarenakan penjual tingkat eceran kesulitan mendapatkan bensin di SPBU sehingga BBM tersebut sangat mudah mengalami kelangkaan. Untuk stok ketersediaan BBM yang ia jual, terang Yudi, sebelumnya pada hari-hari biasa dirinya dapat membeli 300 liter bensin di SPBU, akan tetapi untuk saat ini dirinya mengaku sangat sulit untuk mendapatkan bbm dalam jumlah besar dan hanya mendapat 150 liter perharinya. “Kami tak tau apa kendalanya, namun yang pasti saya hanya mendapat segitu karena kami juga mengambil BBM tersebut dari tangan ke tiga. Karena banyaknya pembeli namun stoknya terbatas, ditambah lagi naiknya harga jual dari agen maka kami pun mulai menaikan harganya secara perlahan yakni dari Rp 6.000 hingga menembus angka Rp 8.000,” tuturnya. Menurutnya sudah hampir satu bulan ini BBM memang kerap mengalami kelangkaan, atas kondisi demikian sebagian warga banyak juga yang mengeluhkan kelangkaan dan kenaikan harga bbm tersebut. Namun karena masyarakat membutuhkannya makanya mau tidak mau merekapun terpaksa membelinya. Sementara itu, amir salah satu warga Kampung Sawah menyebutkan sebagai masyarakat dirinya dan warga lainnya sangat mengeluhkan hal tersebut, dimana untuk menggunakan BBM terkadang sangat susah sekali karena langkah dan harganyapun mahal. Oleh sebab itulah dirinya selaku masyarakat berharap Pemkab OKU Selatan dapat segera membentuk tim penyelesaian persoalan kelangkaan dan tingginya harga BBM tersebut, mengingat SPBU yang ada mudah sekali kehabisan BBM. Dirinya menyebutkan untuk kelangkan dan tingginya harga BBM tersebut sebenarnya sudah sering diangkat oleh media massa. Hanya saja kendati permasalahan tersebut sering dibahas namun pemerintah daerah belum mengambil langkah mengatasi persoalan itu. “Seharusnya untuk mengatasi kelangkaan BBM Pemkab segera buat tim yang bertugas mengatasi persoalan itu. Jangan biarkan masyarakat terbebani karena persoalan ini sebenarnya dapat diatasi,” terangnya Ditambahkannya, kelangkaan persedian bahan bakar jenis bbm itu sendiri pada dasarnya dapat dikatakan terjadi lantaran ketersediaan BBM hanya bertahan setengah sehari di SPBU. Hal itu karena begitu pasokan masuk tak lama kemudian langsung ludes oleh aksi borong yang dilakukan warga dengan menggunakan jerigen dan mobil yang bolak-balik melangsir. “Harga jual BBM di tingkat pengecer Rp 7.500 sampai dengan Rp 8.000/liter yang jelas sangat membebani masyarakat kecil. Dengan tingginya harga BBM tersebut yang pastinya rakyat kecil yang susah, ” jelasnya.

Iklan Atas Artikel

Iklan Tengah Artikel 2

Iklan Bawah Artikel