Seorang Pria Tua Pedagang Keliling Yang Rela Berjalan Puluhan Kilo Meter Demi Menafkahi Keluarganya, Berikut Ceritanya!
Monday, September 9, 2019
SEMBILANNEWS, Palembang - Biaya kehidupan semakin hari terus meningkat dan tidak menentukan sampai kapan akan menurun.
Dalam membantu perekonomian keluarga semua orang akan melakukan apapun demi untuk bertahan hidup kedepannya.
Seperti pria yang satu ini dengan penuh kegigihan serta semangat dalam menjalankan kehidupannya.
Ia adalah Sarwanto, pria kelahiran Pati Jawa Tengah 20 Mei 1960 silam tersebut harus menyambung hidup dengan cara berkeliling menjajahkan barang dagangannya.
Dengan tubuh rentannya Sarwanto berjalan kaki puluhan kilo meter dengan harapan barang jualannya habis terjual.
Bapak 4 anak ini ialah seorang pedagang keliling dengan menawarkan makanan khas Jawa, ia biasa menjajakan dagangannya disimpang jalan Trikora kelurahan 20 Ilir Kecamatan Ilir Timur I, Senin (9/9/19).
Dari pantauan dilapangan, Wanto (panggilan akrabnya) terlihat sedang memakai baju corak garis-garis berwarna abu - abu pudar dan celana dasar dan dilengkapi topi petani, ia nampak sibuk karena pada saat itu sedang ada yang membeli dagangannya.
Wanto menjelaskan kalau makanan khas Jawa yang ia jual berupa kue lupis, getuk dan cenil dengan dibumbui parutan kelapa bersama gula merah.
Setiap siang harinya Wanti memulai aktivitas berjualan di simpang jalan Trikora dan malamnya ia berkeliling untuk menghabiskan dagangan tersebut.
"Kalau tidak habis makanan ini akan basi tidak bisa dijual kembali," ungkap Wanto.
Dalam sehari Wanto sendiri biasanya membawa 500 sampai 600 biji dalam keranjang dengan harga satuan 3 bijinya 2.000 Rupiah.
Wanto sendiri berjualan kurang lebih selama 30 tahun dan itu ia lakukan dengan berjalan kaki.
Hebatnya dengan kerja kerasnya tersebut Wanto kini telah berhasil membeli rumah untuk keluarganya.
"Alhamdulillah berkat dagang ini saya bisa membeli rumah sendiri dan menghidupkan keluarganya," jelasnya.
Pria yang sudah tidak lagi muda itu tinggal di jalan orde baru kelurahan 20 Ilir DII kecamatan kemuning, ia menetap di rumah bersama istri dan 4 orang anaknya.
Mirisnya, diketahui bahwa makanan yang dijual Wanto bukan berasal dari hasil buatannya, ia bertindak sebagai tangan kedua dan harus menyetor kepada pemilik dagangan.
"karena harga pokok begitu mahal sekarang ini saya belum mampu untuk membuka usaha sendiri," terangnya.
Meski begitu Wanto mengatakan kalau ia sangat bersyukur karena bisa menghidupi istri dan ke 4 anak tercintanya.
Editor : sembilannews
Wartawan : Razik