Jadi Penerima, Sekdes Tolak Uang BLSM
Wednesday, July 17, 2013
Bukti Tidak Akuratnya Data Penerima
Keluarnya data penerima
Bantuan Langsung Sementara Masyarakat (BLSM) di Kabupaten OKU Selatan oleh
pemerintah pusat melalui Tim Nasional Percepatan Penanggulangan Kemiskinan
(TNP2K) benar-benar dipertanyakan, pasalnya salah satu Sekretaris Desa (Sekdes)
yang berstatus Pegawai Negeri Sipil (PNS) masuk dalam daftar penerima BLSM.
“Saya bingung mengapa saya
sebagai PNS bisa termasuk warga penerima BLSM sementara masih ada warga yang
lebih layak menerima. Untuk saya dengan sepenuh hati dan iklas menyerahkan Uang
BLSM kepada warga yang berhak menerimanya,” ujar Sekdes Gunung Lepihan Adi
Hairil bersama Kepala Desa Gedung Lepihan Herman yang ikut mengakui tidak
akuratnya data penerima BLSM tahun 2013.
Diakuinya aparat Desa Genung
Lepihan langsung menggelar rapat mencari solusi terkait adanya keluhan warga
yang kurang mampu namun tidak mendapatkan bantuan. “Kita data kembali warga
yang belum mencairkan BLSM dan tergolong mampu dan kita tegaskan untuk
menyerahkannya bagi warga yang kurang mampu. Kami tegaskan bahwa data yang
diterima bukan wewenang Kepala Desa (Kades) namun langsung dari pemerintah
pusat sehingga muncul data yang tidak akurat sehingga muncul masalah seperti
ini,” tandasnya.
Hal senada juga Cikhan tokoh
masyarakat Gedung Lepihan yang protes karena penyaluran BLSM tidak tepat
sasaran “Bisa dibayangkan di Desa kami bahkan ada Sekdes yang seorang PNS
menerima BLSM sementara banyak warga yang benar-benar miskin dan tercatat
sebagai penerima Bantuan Langsung Tunai (BLT) bahkan Bantuan Beras Miskin (Raskin)
malah tidak terdaftar sehingga perlu di evaluasi,” ujar Cikhan.
Keluahan masalah BLSM ini juga diutarakan Andre warga
Desa Banjar Agung mengeluhkan tentang penyaluran BLSM yang tidak sesuai dengan
kondisi masyarakat. “Desa Banjar Agung bahkan ada perangkat desa dan BPD yang
menerima sementara ada orangtua jompo dan janda sangat miskin tidak menerima
bantuan ini sungguh tidak wajar dan tidak adil,” tukasnya.
Hal serupa juga terjadi di Desa Kuripan
Kecamatan Tiga Dihaji keluhan penyaluran BLSM sangat terasa dimasyarakat. “Sungguh
tidak adil masak ada perangkat desa yang menerima bahkan warga yang tergolong
kaya karena memiliki mesin giling dan motor 3 buah bisa mendapatkan BLSM
sementara orang yang sangat miskin makan saja susah tidak menerima bantuan,
Kami tidak mengerti apa dasar pemerintah mendata warga yang akan menerima BLSM,”
ujar Hendra warga Kuripan.
TK/SD Syaiful AS SPd
menambahkan, ditingkat pendidikan dasar ada 17 sekolah yang mendapatkan proyek
rehab sedang sejumlah 54 ruang kelas. 16 SD akan mendapatkan pembangunan gedung
perpustakaan. Sedangkan sarana peningkatan pendidikan seperti buku dan alat
peraga diperuntukan bagi 20 sekolah.“Rincian data penerima bantuan yang diterima Dinas Pendidikan, berdasarkan proposal yang masuk dan hasil pemetaan dari tim Disdik,” tukas Syaipul.