Daging Tembus Rp120 Ribu
Tuesday, July 9, 2013
Dua hari jelang pelaksanaan puasa ramadhan 1434 H, harga
daging sapi di pasar tradisional Saka Selabung Muaradua melambung tinggi
menyentuh level Rp120 ribu per kilogram. Harga ini disebut-sebut sebagai yang
tertinggi bila dibandingkan tahun lalu.
Disamping itu, harga daging tetelan atau tulang iga juga
semakin "keras" dijual dengan harga Rp70 ribu sampai Rp75 ribu per
kilogram. Padahal untuk harga tulang iga beberapa hari sebelumnya hanya dijual
dikisaran Rp60 ribu per kilogram.
Ita, salah satu pedagang daging sapi di pasar tradisional
Saka Selabung Muaradua, mengakui bila harga daging sapi segar mengalami
kenaikan. Kenaikan harga ujar dia, dipicu tingginya permintaan konsumen, dan
terbatasnya stok daging yang dimiliki. Bila beberapa hari belakangan harga
daging masih dijual dikisaran Rp90 ribu hingga Rp95 ribu per kilogram.
Tak hanya harga daging saja yang naik, dari pantauan
koran ini, harga ayampun turut alami kenaikan menjadi Rp35 ribu per kilogram
atau.naik Rp5000 dari harga sebelumnya.
"Stok sapi yang kita miliki sangat terbatas, dengan
tingginya permintaan, maka hargapun terpaksa kami naikan," beber Ita.
Menurut dia, stok daging yang disiapkan kemarin, sebanyak
95 kilogram. Dari jumlah tersebut hingga pukul 10.30 WIB, daging sapi yang
dijualnya laris-manis tinggal menyisakan beberapa kilogram saja.
"Penjualan daging mengalami peningkatan. Karena para
ibu ingin menyediakan lauk sahur bagi keluarganya," imbuhnya.
Sementara pedagang daging lainnya, Maryam, mengakui bila
permintaan akan daging sapi mengalami peningkatan. Meskipun permintaan
meningkat, dia menjamin daging sapi yang dijual merupakan daging asli. "Saya
jamin, daging yang kami jual asli dan masih segar," sebutnya.
Disebutkan, daging glonggongan memiliki beberapa ciri diantaranya,
bila daging digantung maka akan meneteskan air, warna daging pucat serta tidak
dikerubungi lalat.
Syamsia, warga Kelurahan Bumi Agung, Muaradua, mengaku
sengaja membeli daging untuk keperluan santap sahur keluarga. "Sudah jadi
tradisi di rumah, kalau jelang pertama puasa masak daging untuk santap siang
ataupun sahur, sebab setelah itu tidak ada lagi makan siang di rumah,"
imbuhnya.