Iklan Tengah Artikel 1

Iklan Bawah Artikel

Daging Tembus Rp120 Ribu

OKUS
Dua hari jelang pelaksanaan puasa ramadhan 1434 H, harga daging sapi di pasar tradisional Saka Selabung Muaradua melambung tinggi menyentuh level Rp120 ribu per kilogram. Harga ini disebut-sebut sebagai yang tertinggi bila dibandingkan tahun lalu.
Disamping itu, harga daging tetelan atau tulang iga juga semakin "keras" dijual dengan harga Rp70 ribu sampai Rp75 ribu per kilogram. Padahal untuk harga tulang iga beberapa hari sebelumnya hanya dijual dikisaran Rp60 ribu per kilogram.
Ita, salah satu pedagang daging sapi di pasar tradisional Saka Selabung Muaradua, mengakui bila harga daging sapi segar mengalami kenaikan. Kenaikan harga ujar dia, dipicu tingginya permintaan konsumen, dan terbatasnya stok daging yang dimiliki. Bila beberapa hari belakangan harga daging masih dijual dikisaran Rp90 ribu hingga Rp95 ribu per kilogram.
Tak hanya harga daging saja yang naik, dari pantauan koran ini, harga ayampun turut alami kenaikan menjadi Rp35 ribu per kilogram atau.naik Rp5000 dari harga sebelumnya.
"Stok sapi yang kita miliki sangat terbatas, dengan tingginya permintaan, maka hargapun terpaksa kami naikan," beber Ita.
Menurut dia, stok daging yang disiapkan kemarin, sebanyak 95 kilogram. Dari jumlah tersebut hingga pukul 10.30 WIB, daging sapi yang dijualnya laris-manis tinggal menyisakan beberapa kilogram saja.
"Penjualan daging mengalami peningkatan. Karena para ibu ingin menyediakan lauk sahur bagi keluarganya," imbuhnya.
Sementara pedagang daging lainnya, Maryam, mengakui bila permintaan akan daging sapi mengalami peningkatan. Meskipun permintaan meningkat, dia menjamin daging sapi yang dijual merupakan daging asli. "Saya jamin, daging yang kami jual asli dan masih segar," sebutnya.
Disebutkan, daging glonggongan memiliki beberapa ciri diantaranya, bila daging digantung maka akan meneteskan air, warna daging pucat serta tidak dikerubungi lalat.
Syamsia, warga Kelurahan Bumi Agung, Muaradua, mengaku sengaja membeli daging untuk keperluan santap sahur keluarga. "Sudah jadi tradisi di rumah, kalau jelang pertama puasa masak daging untuk santap siang ataupun sahur, sebab setelah itu tidak ada lagi makan siang di rumah," imbuhnya.


Iklan Atas Artikel

Iklan Tengah Artikel 2

Iklan Bawah Artikel