Iklan Tengah Artikel 1

Iklan Bawah Artikel

Disperindag OKUS Gandeng SPBE Gelar OP

Pemerintah Kabupaten OKU Selatan melalui Dinas Koperasi UKM Industri Pasar dan Perdagangan (Diskoperindag) bakal menggandeng pihak Stasiun Pengisian Bahan Bakar Elpiji (SPBE). Langkah tersebut dilakukan demi menekan harga Elpiji di tengah-tengah warga masyarakat yang melambung tinggi, dengan cara menggelar operasi pasar (OP) khusus elpiji. Terobosan tersebut seperti diutarakan pihak Diskoperindag Kabupaten OKU Selatan melalui Kepala Dinas (Kadis) Koperindag Drs Armansyah MM didampingi sekretarisnya Rizal Pahlevi AP MSi saat dihubungi koran ini kemarin (16/5). “Kita bakal menggandeng pihak SPBE yang bermarkas di Baturaja untuk bekerjasama melakukan operasi pasar. Mudah-mudahan pihak SPBE akan memberikan respon positif, apalagi ini demi kepentingan masyarakat banyak di OKU Selatan,” harapnya. Nah, dalam pelaksanaan OP khusus elpiji 3 kg nanti lanjut Rizal, sepenuhnya diserahkan ke pihak SPBE selaku penyedia elpiji. Atau bisa juga pihak SPBE menunjuk salah satu perusahaan (PT) distributor elpiji untuk menggelar operasi pasar di wilayah kabupaten OKU Selatan. Yang jelalas Diskoperindag Kabupaten OKU Selatan hanya sebatas menyediakan fasilitas seperti lokasi maupun sebatas teknis pelaksanaan OP di lapangan. “Kita (Diskoperindag) hanya sebatas menyediakan tempat, kalau sudah menyangkut lainnya (shering anggaran) itu rasanya sulit,” terang Rizal. Meski begitu, Diskoperindag OKU Selatan sangat mengharapkan nantinya rencana Operasi Pasar bakal terlaksana serta dapat menyentuh seluruh warga masyarakat di OKU Selatan. Apalagi melihat kondisi yang terjadi saat ini, harga elpiji di pengecer sudah sangat melambung tinggi. Untuk elpiji 3 kg saja, di pengecer rata-rata dijual dengan harga Rp25 ribu -35 ribu per tabung. “Dalam waktu dekat ini kita akan secepatnya melayangkan surat ke pihak SPBE di Baturaja untuk menggelar OP di beberapa titik distribusi di wilayah Kabuapten OKU Selatan, kemungkinan bisa di wilayah dalam kota Muaradua dan kecamatan-kecamatan lainnya,” tandasnya. Diberitakan sebelumnya, jika tingginya harga Elpiji 3 kg yang menembus harga hingga Rp35 ribu di tingkat pengecer membuat warga masyarakat di Kabupaten OKU Selatan kian tercekik. Memang keberadaan gas elpiji di tempat-tempat pengecer akhir-akhir ini tak lagi langka seperti yang terjadi beberapa waktu lalu. Namun, pasokan elpiji yang kembali normal tersebut tak dibarengi dengan harga yang normal pula. Sebaliknya harganya kian melangit. Dari pantauan dilapangan harga elpiji yang mencapai Rp35 ribu tersebut terjadi salah satu pengecer di Kecipung (masih cakupan dalam kota Muaradua) di Kelurahan Batu Belang Jaya. Kondisi tersebut bisa dijumpai di beberapa titik pengecer elpiji setempat. Memang tak seluruh pengecer di dalam kota Muaradua menjual eceran elpiji dengan harga yang sama. Masing-masing menjual bervariasi dengan rata-rata menjualnya Rp27 ribu-35 ribu pertabung.

Iklan Atas Artikel

Iklan Tengah Artikel 2

Iklan Bawah Artikel