Iklan Tengah Artikel 1

Iklan Bawah Artikel

Kelangkaan BBM Di OKUS Makin Parah

Kelangkaan bahan bakar minyak (BBM) di Kabupaten OKU Selatan semakin parah, selain harus mengantri di stasiun pengisian bahan bakar umum (SPBU) warga juga mengeluhkan tingginya harga eceran BBM jenis bensin yang menembus harga Rp10 ribu perliter
I“SPBU baru buka jam 13.00 tapi kalau tidak antri dari jam 11.00 kita tidak kebagian lagi bensin karena harus bersaing dengan pembeli yang menggunakan jerigen kalau di beli di eceran harganya Rp10 ribu/liter,” ujar Samsul warga Desa Pedagan Kecamatan Mauradua
Dikatakannya tidak adanya ketasan pemerintah daerah maupun aparat kepolisian membuat warga berani membeli BBM menggunakan jerigen padahal  kebutuhan BBM sangat tinggi
“Memang kalau di kota muaradua tidak ada larangan menggunakan jerigen membuat warga banyak yang membeli menggunakan jerigen,” terangnya
Pantauan dilapangan antrean yang terjadi di SPBU Bumi Agung warga yang rela untuk berpanas-panasan, dan berdesakan dengan para antrean lainnya selama satu jam lebih, hanya untuk mendapatkan BBM dengan harga normal. Bahkan anteran ini sudah nampak saat SPBU tersebut masih dalam keadaan tertutup.
Parahnya, Saat warga baru melihat mobil pertamina yang mengangkut BBM memasuki kawasan SPBU Bumi agung sekitar pukul 12.30 WIB, mereka langsung tancap gas untuk mendapatkan posisi antrean, agar tak menunggu waktu yang lama untuk mendapatkan BBM bagi kendaraannya.
Pihak SPBU pun tak dapat berbuat banyak melihat ulah warga ini, meski beresiko sangat tinggi dan dapat berakibat kecelakaan. Selain itu, petugas juga mengetahui bahwa warga telah menunggu dengan waktu yang cukup lama, hanya untuk mendapatkan jatah BBM.
Sedang Erika Sepni, warga Sipin kecamatan Buay Pemaca, yang mengaku memiliki depot penjualan BBM untuk kebutuhan warga di desanya ini mengatakan, harga jual eceran di desanya saat ini telah mencapai Rp15 ribu perliter. Namun, dikarenakan tak ada lagi jatah untuk pengecer, maka warga pun terpaksa harus menempuh perjalanan satu jam
dari desanya menuju SPBU terdekat, hanya untuk mendapatkan BBM bagi kendaraannya maing-masing.
Menurutnya untuk mengatasi permasalahan tersebut, kepala desa (Kades) Sipin Zainal, mengambil sebuah kebijakan dengan mengeluarkan izin kepada depot milik Erika ini, yang menerangkan bahwa membenarkan depot tersebut melakukan penjualan BBM eceran di desa sipin untuk kebutuhan masyarakat.
Surat yang ditujukan ke pada disprindagkop OKU Selatan tersebut, berisi permohonan kepada disprindagkop untuk memberikan izin pembelian BBM di SPBU 24-321-62.
“dalam sehari kebutuhan BBM mencapai 280 liter untuk bensin dan 280 liter untuk solar, tapi BBM tidak ada, saya juga kasihan karena warga yang tidak bisa membeli BBM harus menempuh jarak jauh padahal mereka pulang pergi membutuhkan sekitar tiga liter bensin, untuk sampai di SPBU lain,” pungkasnya
Terpisah Wakapolres OKU Selatan Kompol Imam Anshori mengatakan pihaknya hanya melakukan antisipasi jangan sampai adanya keributan dalam antrian BBM “ Permasalahan ini bukan hanya di OKUS, kalau disini kita tidak bisa menerapkan larangan menggunakan jerigen karena terbatasnya jumlah SPBU yang harus melayani seluruh kecamatan, jadi kita hanya melakukan antisipasi jangan sampai terjadinya keributan warga saat mengantri BBM,” terang Imam

Iklan Atas Artikel

Iklan Tengah Artikel 2

Iklan Bawah Artikel